Bawa Timnas Juara Piala AFF U-16, Betulkah Bima Sakti “Santri Hidayatullah”?

Pelatih Kepala Timnas Indonesia U-16, Bima Sakti Tukiman (kanan) bersama Tarsono yang dikenal sebagai santri Hidayatullah, di Masjid Mujahidin UNY, Condongcatur, Sleman, DIY, Sabtu (13/08/2022) pagi.* [Foto: Istimewa/hidayatullah.com]

Ummulqurahidayatullah.id–  Bima Sakti Tukiman berhasil membawa Timnas Sepakbola Indonesia U-16 menjadi Juara Piala AFF U-16, usai Indonesia mengalahkan Vietnam, Jumat (12/08/2022) dengan skor 0-1 di Stadion Maguwoharjo, Sleman.

Pasca raihan prestasi itu, nama Bima Sakti selaku Pelatih Kepala Timnas Indonesia U-16 menjadi buah bibir. Apalagi, setelah viral video yang menayangkan pengakuan Bima Sakti tentang rahasia kesuksesan timnas.

Menyusul viralnya video tersebut, beredar pula opini yang menyebut bahwa Bima Sakti merupakan “Santri Hidayatullah”. Betulkah?

Pantauan Media Center Ummulqura (MCU) Hidayatullah, opini tersebut bermula dari percakapan di sebuah grup WhatsApp (WA), Sabtu (13/08/2022).

“Bima Sakti. Santri Hidayatullah Cabang Timnas U-16,” tulis salah seorang ustadz di Hidayatullah DKI Jakarta pada sebuah grup WA, Sabtu (13/08/2022).

Sebelumnya, menurut salah seorang alumnus Madrasah Aliyah Raadhiyatan Mardhiyyah Putra, Mursalin, Bima Sakti pernah melatih tim sepakbola di Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak.

“Sempat melatih angkatan saya 👌,” ujarnya di grup WA alumnus MARAMA (07/08/2022).

Namun demikian, belum ditemukan informasi apakah Bima Sakti pernah menjadi santri atau mondok di Pesantren Hidayatullah Balikpapan.

Yang jelas, Bima Sakti merupakan ikon sepakbola bagi warga Kota Balikpapan, Kaltim. Namanya bahkan diabadikan menjadi nama salah satu lapangan sepakbola di Kota Beriman ini.

Menurut salah seorang ustadz pengurus Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Ustadz Syarif Bastian, Bima Sakti memang dikenal relijius.

“Bima sakti sangat religius,” ujar Syarif yang masyhur di kalangan pesantren itu sebagai pelatih senior sepakbola santri.

“Dia (Bima Sakti) kenal Hidayatullah,” tambah mantan striker ini dikutip hidayatullah.com.

Dalam suatu kunjungannya ke Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak beberapa tahun silam, Bima Sakti sempat melatih sepakbola santri dan ustadz Hidayatullah Balikpapan. Ia juga ikut bermain bersama mereka di Lapangan Aglasra Pesantren Hidayatullah.

Ustadz Syarif Bastian alias USB juga mengakui hal itu.

“Iya, ketika itu (Bima Sakti) masih memperkuat Osiana klub lokal beralamat di Batakan (Balikpapan),” ujarnya kepada MCU, Ahad (21/08/2022).

Sebelumnya, Bima Sakti mengungkapkan rahasia kesuksesan timnas U-16 menjuarai Piala AFF U-16.

Rupanya, bukan sebatas keterampilan permainan di lapangan hijau dan ilmu sepakbola. Tapi ada rahasia lain, yaitu akhlak, disiplin beribadah, Al-Qur’an, dan dukungan orang tua.

Bima Sakti mengungkapkan itu dalam ceramahnya di depan jamaah usai shalat subuh berjamaah di Masjid Mujahidin UNY, Condongcatur, Sleman, DIY, Sabtu (13/08/2022) pagi. Berdasarkan informasi dihimpun hidayatullah.com, shalat subuh berjamaah pasca meraih juara Piala AFF U-16 itu diikuti segenap skuad timnas Indonesia U-16.

Pada video yang viral diterima hidayatullah.com, Sabtu pagi, tampak Bima Sakti mengenakan baju Muslim abu-abu dan peci hitam menyampaikan rahasia tersebut di atas mimbar.

“Kita membentuk tim bukan hanya sekedar main bolanya saja, ilmu sepakbolanya saja. Tapi paling tidak bahwasanya akhlak itu lebih penting. Akhlak itu lebih penting kemudian ilmu,” ujar Bima Sakti.

Ia mengungkapkan, dalam membina para pemain timnas U-16 tersebut, mereka juga digembleng dari sisi ibadah (spiritualitas)nya, terutama shalat dan baca Al-Qur’an. Bahkan diterapkan denda bagi yang melanggar kedisiplinan tersebut.

“Sebab itu kita di sini mengajarkan kepada pemain terutama disiplin masalah ibadah. Gak shalat aja denda 100, Mas, Rp 100.000 dendanya. Kemudian kalau masbuk itu Rp 50.000, kalau gak ke masjid sama sekali Rp 100 ribu,” sebutnya.

Denda yang terkumpul itupun disedekahkan kepada yang berhak menerimanya.

“Jadi terkumpul beberapa juta (rupiah) gitu kemudian kita nun sewu (mohon maaf) kita sumbangkan ke panti asuhan. Dan Alhamdulillah selama kita menjalankan ibadah bersama-sama, kita mengutamakan akhirat dulu, Mas,” ungkap pria kelahiran Balikpapan, Kalimantan Timur, 23 Januari 1976 ini.

Bima Sakti juga mengungkapkan bahwa kesukseskan mereka di Piala AFF U-16 karena para pemain “dilatih” oleh orang tua mereka masing-masing.

“Adek-adek ini bukan kami tim pelatih sebenarnya yang berperan penting, yang paling utama adalah orang tua, orang tua. Jadi mereka bisa hebat begini orang tua yang paling berperan penting. Taktik yang paling jitu itu orang tua mereka itu loh hadir di tengah-tengah mereka saat meeting, saat pertandingan. Makanya mereka bisa luar biasa,” ungkapnya.

Menariknya pula, Bima Sakti juga menerapkan ke pemain untuk menyetorkan ayat-ayat suci Al-Qur’an.

“Kita lakukan setor surat. Kemarin ada yang juara, mana Figo? Figo juara, Tegar. Iqbal kemarin 22 surat. Yang juara kita kasih jersey,” sebutnya.

Mantan pemain sepak bola Indonesia ini pun meminta kepada para pemain Timnas U-16 dan official agar tidak berlebihan dalam merayakan kemenangan semalam. Tentu raihan itu tetap harus disyukuri.

“Saya sampaikan juga kepada mereka gak perlu berlebihan euforianya. Kita syukuri, ya! Dan kita tetap rendah hati dan kita tetap tidak lupa diri karena kalau kita mulai sombong kita hancur,” pesan eks pemain Persiba Balikpapan ini.

Bima Sakti ungkap rahasia Timnas Sepakbola Indonesia U-16 Juara Piala AFF U-16 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jumat (12/08/2022) malam.*

Bima Sakti pun menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung timnas Indonesia U-16 pada ajang Piala AFF U-16 2022.

“Terima kasih sekali lagi kepada para pemain semuanya, official juga. Karena kami di sini bukan hanya nyuruh ya, Mas, ya. Kadang kan kita sebagai orang tua kita hanya bisanya nyuruh-nyuruh tapi tidak mencontohkan. Karena yang paling terpenting itu kita mencontohkan,” ujarnya.* (SKR/MCU)

Baca juga: Liga Santri, Harapan Pelatih Hidayatullah Balikpapan: Lahir Pesepakbola yang Nasionalisme & Religiusitasnya Kuat

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *