Baru Terbit, Madig Silatnas Hidayatullah Langsung Dibedah
Ummulqurahidayatullah.id– Ada berbagai macam hidangan pembuka yang disuguhkan dalam menyambut perhelatan akbar Silatnas Hidayatullah 2023.
Di antaranya terbitnya Majalah Digital Silatnas edisi perdana baru-baru ini (5/10/2023).
Kehadiran Madig Silatnas disambut suka cita oleh berbagai kalangan. Terutama karena Madig dinilai mampu membingkai opini, bahwa Silatnas bukan hanya acara kumpul-kumpul, tapi ada cita-cita besar yang harus lahir.
Pasca terbitnya edisi perdana, digelar kegiatan Bedah Madig Silatnas Hidayatullah.
Ketua DPP Persatuan Islam (Persis) Ustadz Hadi Nur Ramadhan diundang sebagai pemateri dalam kegiatan via Zoom Meeting, Sabtu malam (14/10/2023) itu.
Bedah Madig Silatnas ini dihadiri oleh anggota dan pengurus Pemuda Hidayatullah, kru Media center Silatnas, dan kalangan umum khususnya para pembaca.
Banyak hal menarik yang Hadi ungkapkan terkait pentingnya kehadiran majalah dakwah.
Di antaranya bahwa ternyata ia telah berlangganan Majalah Suara Hidayatullah sejak masih duduk di bangku SMP Kelas 2. Bahkan merasa berhutang budi kepada Majalah Suara Hidayatullah, atas gagasan, ilmu, dan wawasan yang ia dapatkan selama membaca majalah nasional itu.
Kesan mendalam terhadap Hidayatullah khususnya KH Abdullah Said (Pendiri Hidayatullah), didapatkan oleh Hadi melalui tulisan-tulisan dalam Majalah Suara Hidayatullah.
“Kesuksesan Ustadz Abdullah Said dalam pergerakan Hidayatullah karena memiliki 5 M : 1. Mujahadah (kesungguhan), 2. Mulazamah (belajar intens kepada Ulama dan tokoh-tokoh besar), 3. Membaca, 4. Mudzakarah (Diskusi), 5. Menulis,” jelasnya.
“Beliau juga memiliki intensitas dakwah yang tinggi, dan sangat dekat dengan tokoh-tokoh Masyumi, tokoh Muhammadiyah yang mendidik beliau di Akademi Tarjih.”
Beberapa pesan yang disampaikan Hadi pada majelis tersebut:
“Kita, yang tidak banyak melewati asam garam perjuangan, seperti para Founding Father (Assabiqunal Awwalun) Hidayatullah, perlu membaca ulang pemikiran-pemikiran Abdullah Said untuk kita terjemahkan dengan konteks zaman hari ini.”
“Jaga diri dari rasa thaga’, betapa banyak hari ini kaum intelek yang thaga’, banyak orang pintar namun memiliki pribadi asosial. Lihat betapa banyak peradaban dibangun lalu kemudian hancur, karena hanya melalui Iqra’ tanpa bismirabbik.”
“Harapan saya, bagaimana kita membaca ulang ide-ide besar, dan bacaan-bacaan beliau saat menjadi aktivis. Agar kita mempunyai gambaran yang utuh tentang wajah dan wijhah beliau. Sosok beliau, kuat di budaya literasi dan informasi,” urai Hadi.
“Tantangan kita adalah bagiamana menjaga khittah dakwah yang telah beliau blueprint. Karena kita harus memikirkan bagaimana 50 tahun ke depan Hidayatullah.”
Hal itu menjadi pembakar semangat bagi para pemuda. Bahwa budaya membaca dan menulis harus terus dijaga, karena kita tidak pernah tahu, tulisan kita yang mana yang akan menjadi inspirasi besar bagi orang lain.
Pada sesi tanya jawab, salah seorang peserta mengajukan pertanyaan bagaimana mengatasi rasa malas membaca media online.
Bang Imam Nawawi selaku Pemred Madig Silatnas, memberi jawaban menohok.
“Membaca adalah upaya memanifestasikan perintah Allah pada ayat yang pertama turun.
Jika niatnya seperti itu, maka media online bukan menjadi alasan untuk kita malas membaca,” ujarnya.
Terakhir, Bang Abdus Syakur selaku Pengarah pada Madig Silatnas, berharap agar pada Madig Silatnas selanjutnya, semakin banyak pihak yang berpartisipasi. Terutama para pemuda Hidayatullah.* (Mujtahidah/Media Silatnas Hidayatullah/MCU)
Subhanawllah.saya jg baru dtggl istri tercinta tgl 6 juni 2023 kmrn rindu ini teramat sangat berat dan sesak didada namun…
MasyaAllah Semoga bayi yang dititipkantersebut akan menjadi penerus pimpinan di kampus tersebut
yaa robb....kangen kamu...
Mantap Bang Sakkuru Muhammaddarrasullah!
Sama yg saya rasakan betapa rindunya saya dengan almarhumah istriku. 6 bulan berlalu kepergianya