Sekelumit Cerita Calon Pengantin Pernikahan Mubarak Gutem

[Ilustrasi] Peserta pernikahan mubarak bekerja bakti di Gunung Tembak 2023.* [Foto: SKR/Media Silatnas Hidayatullah/MCU]

Ummulqurahidayatullah.id– Banyak jalan menuju Makkah. Selama itu panggilan Allah, maka pintu-pintu kebaikan itu akan terbuka lapang. Demikian ungkapan populer di masyarakat untuk menguatkan optimisme dan tekad besar seseorang.

Siapa sangka, dulunya seorang anak penggembala kambing di pelosok kampung kini menjadi amil di Lembaga Zakat Nasional (LAZNAS) ternama di kota besar?!

Itulah sekelumit cerita yang dikisahkan seorang pemuda asal Majalengka, Jawa Barat, kepada panitia Pernikahan Mubarak di Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak (Gutem), Balikpapan, awal November 2023 lalu.

Saban hari, ia sudah terbentuk dengan sikap disiplin yang diajarkan oleh orangtuanya. Sebagai anak yatim, nyaris tak ada waktu untuk bersenang-senang seperti kebanyakan anak pada umumnya.

Selain sibuk dengan kegiatan belajar agama di Pondok Pesantren Salafiyah (PPS), anak yang hobi berenang ini juga mesti berbagi waktu mengasuh dan merawat enam ekor kambing peliharaannya.

Tamat pendidikan dari jenjang SMA (Sekolah Menengah Atas), jiwa kemandirian sekaligus bakat entrepreneurnya kian terasah. Kini Dena, nama pemuda itu tertarik belajar jadi tukang servis AC (Air Conditioner) keliling.

Sekian waktu, pekerjaan itu ditekuninya, sampai kemudian ada kerabat yang menawarinya untuk lanjut pendidikan alias kuliah di salah satu perguruan tinggi berbasis pesantren di Depok, Jawa Barat.

Maksud hati, ingin belajar lebih mendalam tentang ilmu-ilmu ekonomi dalam pandangan agama. Ternyata, tak cuma belajar, Dena dan kawan-kawannya juga langsung praktik di lapangan.

“Iya, mahasiswa langsung diajari hidup mandiri dan tidak bergantung kepada kiriman orang tua lagi,” ucapnya tersenyum.

Di hadapan yang mewawancarainya, Dena mengenang kembali masa-masa penuh tantangan tapi mengasyikkan tersebut.

Jadi pada tahun pertama itu, lanjutnya, mahasiswa cuma diberi jatah beras saja untuk jangka waktu sekian bulan. Bagaimana mengelolanya dan apa lauknya, itu semua kembali kepada kreatifitas mahasiswa, termasuk jadwal memasak, para mahasiswa dapat jatah secara bergilir.

“Semester tiga dan seterusnya, itu sudah tidak ada jatah beras. Semuanya full mahasiswa harus mandiri,” ujarnya.

Pemuda yang bercita-cita jadi pengusaha sukses tersebut mengaku sudah melakoni berbagai macam usaha selama kuliah. Mulai dari jualan gorengan sampai cicil motor, tukang antar murid SD, sampai ngojek online.

Terakhir, ia menitip harapan agar sahabat pemuda di manapun berada untuk tetap bersemangat dan tidak kecil hati hanya karena faktor ekonomi atau sosial lainnya.

Menurutnya, hal itu justru bisa jadi batu loncatan untuk meraih sukses besar di masa depan.

Untuk Pernikahan Mubarak ini, ia juga menitip kriteria yang selalu dimunajatkan, semoga dapat pasangan kader yang mendukung penuh suami di jalan dakwah Islam. “Nikah di Gunung Tembak biar dapat banyak berkah dan doa orang shaleh,” pungkasnya.* (Abu Jaulah/Media Silatnas Hidayatullah/MCU)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *