Innalillahi… Nenek Tika Wafat, Warga Hidayatullah Kehilangan Lagi Kader Terbaik
Ummulqurahidayatullah.id– Hidayatullah lagi-lagi kehilangan salah seorang kader senior terbaik yang sangat dibanggakan. Setelah sekian banyak kader Hidayatullah telah berpulang satu per satu.
Adalah Ustadzah Atikah, akrab disapa dengan panggilan Nenek Tika, yang merupakan istri dari (Almarhum) Ustadz Amin Bahrun, salah seorang perintis sekaligus dai senior Hidayatullah.
Nenek Tika wafat di RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti Samboja, Kab. Kutai Kartanegara, Kamis, 3 Jumadal Akhir 1446 H (5/12/2024) sekitar pukul 08.35 WITA.
Sebelum dirawat intensif di RSUD Samboja, Nenek Tika sempat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Balikpapan Baru.
Pada Kamis (5/12/2024) sekitar pukul 07.55 WITA, salah seorang putra Nenek Tika, Ustadz Hamzah Amin, mengabarkan bahwa kondisi ibunya tengah kritis.
“Mohon doanya, ibu saya sedang kritis,” ujarnya mengabarkan di sejumlah grup WhatsApp.
Tidak sampai sejam kemudian, kabar duka wafatnya Nenek Tika pun diumumkan melalui pengeras suara Masjid Ar-Riyadh Gunung Tembak.
Seketika suasana duka menggelayuti langit Gunung Tembak. Kedukaan juga dirasakan segenap warga Hidayatullah di mana pun berada, terutama mereka yang pernah berinteraksi atau mengenal langsung Nenek Tika.
Jenazah almarhumah Nenek Tika disemayamkan di kediamannya di Jl PDAM, Gunung Tembak, Balikpapan.
Jenazah kemudian dishalatkan di Masjid Ar-Riyadh bakda ashar, lalu dimakamkan di pemakaman khusus dalam lingkungan Ponpes Hidayatullah.
Almarhumah Nenek Tika dimakamkan berdekatan dengan makam almarhumah Ustadzan Aida Chered (Bunda Aida, istri allahuyarham KH Abdullah Said, Pendiri Hidayatullah).
“Saya merasa kehilangan ibu saya sendiri,” ujar Pembina Ponpes Hidayatullah yang juga Anggota Majelis Penasihat Hidayatullah, Ustadz Amin Mahmud, saat menyampaikan takziyah pada pemakaman tersebut dalam suasana duka yang begitu mendalam.
Puisi Khusus Nenek Tika
Ustadz Muntadziruzzaman (Bang Tasir), salah seorang putra Bunda Aida, mengenang Nenek Tika lewat sebuah puisi yang dibuat khusus.
Bang Tasir yang sedang di luar Kalimantan menulis:
Sementara itu, putra (almarhum) Ustadz Manshur Salbu (Perintis Majalah Suara Hidayatullah), Ustadz Mujahid Manshur, juga turut menulis puisi khusus mengenang Nenek Tika.
Puisinya antara lain berbunyi:
“…
saat kami melepas dengan isak tangis
mungkin engkau sedang tersenyum
saat amal jariyahmu berbaris
mengitari kuburmu yang berbau harum
matahari telah terbenam
ayat-ayat al Quran
yang engkau selalu lantunkan
kini menjelma cahaya di dalam kuburmu
Selamat jalan, Nenek Atikah
semoga engkau dikumpulkan bersama para syahidah. Aamiin yaa Rabbal ‘alamin.”* (SKR/Media Center @Ummulqurahidayatullah)
Subhanawllah.saya jg baru dtggl istri tercinta tgl 6 juni 2023 kmrn rindu ini teramat sangat berat dan sesak didada namun…
MasyaAllah Semoga bayi yang dititipkantersebut akan menjadi penerus pimpinan di kampus tersebut
yaa robb....kangen kamu...
Mantap Bang Sakkuru Muhammaddarrasullah!
Sama yg saya rasakan betapa rindunya saya dengan almarhumah istriku. 6 bulan berlalu kepergianya